Pengalaman Seks Abg menjadi cerita hangat yang akan anda simak kisahnya kali ini, Sudah banyak abg nakal, abg bugil yang suka berpouse telanjang dan melakukan seks bebas untuk mendapatkan kehangatan. Lihat saja dari beberapa foto cewek bugil kebanyakan yang berperan adalah cewek-cewek abg, ini menjadi tanda tanya untuk kita kenapa selalu harus abg korbannya. mmm, memang sekarang kondisi dunia semakin miring yc sob,, Nah untuk cerita yang juga disediakan berikut merupakan kisah pengalaman seks dari seorang abg yang menjadi berita terbaru yang hangat diperbincangkan kali ini, seperti apa jalan kisahnya langsung sjah deh sob,,, semoga bisa dijadikan pelajaran untuk abg lainnya.. agar tidak terjerumus seperti abg yang dibahas kali ini. chegidok..
Saya ingin menceritakan suatu
pengalaman seks yang pertama kali
saya alami pada masa remaja. Saat itu
saya berumur 14 tahun.
Saya sering
sakit-sakitan kala itu. Sampai-sampai
suatu hari saya harus dirawat di rumah sakit A, di kota Surabaya.
Sakit yang saya derita adalah karena
terjadinya pembengkakan di saluran
jantung saya. Telapak kaki saya
bengkak-bengkak dan kalau saya
lari lebih dari satu kilometer, saya langsung ngos-ngosan. Ibu saya
kemudian memutuskan saya untuk
meminta perawatan dokter S, ahli
jantung terkenal saat itu. Si dokter
malam itu juga meminta saya dirawat
inap di rumah sakit. Nah, dari rumah sakit itulah, saya mengalami
pengalaman seks terhebat yang
akan saya kenang seumur hidup
saya. Karena minum obat yang
diberikan dokter, malam pertama
saya menginap di rumah sakit, saya tidak bisa tidur. Saya maunya
kencing terus. Sebuah botol besar
telah disiapkan untuk menampung
air urine saya. Otomatis, penis saya
harus dimasukkan ke botol itu. Oleh
dokter, saya tidak diperbolehkan untuk turun dari tempat tidur. Jadi
sambil tiduran, saya tinggal
memasukkan penis ke dalam botol
yang sudah ada di samping ranjang.
Ada satu perawat yang rupanya
begitu telaten menjaga dan merawat saya malam itu. Seharusnya ia tidak
boleh memperhatikan saya
membuang urine di botol. Tetapi
tatkala saya membuka piyama dan
celana dalam saya, dan
mengarahkan penis ke mulut botol, eh si perawat yang belakangan
kuketahui bernama Wiwin D****
(edited) malah membantu
memegang penis saya. Dengan pelan
dan lembut tangan kirinya
memegang penis kecil saya yang masih kecil, sedangkan tangan
kanannya ikut memegang botol itu.
Setelah urine saya keluar, ia
membersihkan penis saya dengan
tissue. Sambil terus
membersihkannya, ia memperhatikanku dengan
senyuman aneh. "Dik... kamu tahu
bendamu ini bisa membuat kamu
melayang-layang?" tanyanya tiba-
tiba. "Maksud Mbak?" tanyaku pura-
pura tidak mengerti. Aku sudah tahu apa maksudnya. Wong, aku sudah
pernah nonton video BF seminggu
yang lalu. "Iya... kalo si kecil ini
dipegang, dikocok-kocok oleh
tangan halus seorang wanita
kemudian dihisap dan dikulum olehnya, pasti deh kamu akan
merasakan keenakan yang luar
biasa.. lebih dari yang lain yang ada
di dunia ini..." jawab Mbak Wiwin lagi.
"Masa sih, Mbak? Pengen coba nih..
bisa nggak Mbak melakukannya buat saya?" tanyaku hati-hati
dengan perasaan campur baur.
Berani juga nih cewek. "Kamu benar-
benar mau?" tanyanya penuh
semangat. Tanpa menunggu
jawabanku lagi, ia menaruh tissue itu lalu memegang kejantananku dan
pelan-pelan mulai mengocok-
ngocoknya. Wah... memang benar
enak kocokannya. Pelan tapi pasti.
Beberapa menit kemudian ia
jongkok di samping tempat tidur. Mulutnya dibuka lalu batang
kejantananku dimasukkan ke
dalamnya. Mula-mula dihisapnya,
dikulum lalu dijilat-jilatnya kepala
kejantananku. Untuk pertama
kalinya dalam masa remajaku, aku merasakan sesuatu yang amat
sangat nikmat! Entah apa namanya..
surga dunia kali ya? Tanpa
disangka-sangka Mbak Wiwin
memegang tangan kananku lalu
menuntunnya masuk ke balik seragamnya. Ya.. itu dia!! Gunung
kembarnya begitu kenyal dan besar
kurasakan. Tanpa disuruh lagi aku
pun meremas-remas, meraba-raba
'susu' ajaibnya itu. Sementara itu ia
terus saja mengulum dan mengisap kejantananku dengan penuh nafsu.
Beberapa menit kemudian aku mulai
merasa akan ada sesuatu yang akan
keluar dari tubuhku yang masih
lemah karena sakit. "Crot..! crot...!
crot...!" Sesuatu berwarna putih kekuning-kuningan dan agak kental
keluar dari batang kejantananku
dan tanpa ampun lagi langsung
menyemprot masuk ke mulut Mbak
Wiwin. Setelah sembilan kali semprot,
ia menjilati kejantananku dengan mimik muka penuh kepuasan.
"Gimana Dik...? Puas nggak?..."
tanyanya sambil tersenyum. Terlihat
bekas cairan kental itu di mulut dan
bibirnya. "Wah nikmat ya Mbak...
Boleh dong aku minta lagi...?" jawabku penuh harap. "Boleh
dong... tapi jangan sekarang ya...
kamu harus istirahat dulu... besok
pagi kamu pasti akan merasa lebih
puas lagi... Mbak janji deh..." ujarnya
dengan mimik seperti menyembunyikan sesuatu. Aku pun
mengangguk. Mungkin karena
kelelahan setelah di 'karaoke' oleh
gadis perawat yang cantik dan sexy,
aku pun tertidur malam itu. Tapi
tengah malam, sekitar pukul dua dini hari, aku merasa 'senjata' andalanku
kembali diobok-obok dan kini yang
mengoboknya bukan hanya Mbak
Wiwin tetapi seorang perawat lain
juga. Namanya belakangan
kuketahui adalah Viviana. Gadis ini juga tak kalah cantik bahkan buah
dadanya itu benar-benar
menggelembung di balik seragam
putihnya. Lebih besar dari punya
Mbak Wiwin dan juga pasti lebih
kenyal! Mereka terus saja menjilati, mengulum dan menghisap-hisap
batanganku. Yang seorang di
sebelah kananku dan yang seorang
lagi di sebelah kiriku. Tanganku
yang kiri meremas-remas susu
Viviana sedang tangan yang kanan meremas susunya Wiwin. Setelah
sepuluh menit, batang kejantananku
mulai mengeras dan siap untuk
ditusukkan. Viviana kemudian naik
ke atas ranjang dan menyingkapkan
roknya. Duh.. rupanya ia sudah tidak mengenakan celana dalam. Ia
kemudian duduk di atas kepalaku.
Dengan sengaja ia mengarahkan
liang kewanitaannya ke wajahku.
Aku tiba-tiba teringat dengan film
porno yang pernah kutonton seminggu yang lalu. Ya... aku harus
menjilatnya terutama di bagian kecil
dan merah itu... ya apa ya namanya?
Klitoris ya? nah itu dia! Tanpa
disuruh dua kali aku langsung
mengarahkan lidahku ke bagiannya itu. "Slep... slep... slep..." terdengar
bunyi lidahku saat bersentuhan
dengan klitoris Viviana. Dan Wiwin?
Rupanya ia sudah membuka seluruh
pakaian seragamnya lalu menduduki
batanganku yang sudah sangat mengeras dan berdiri dengan
gagahnya. Dengan tangan kirinya ia
meraih batang kejantananku itu lalu
dengan pelan ia mengarahkan
senjataku itu ke liang senggamanya.
"Bles... jleb... bles..." batang kejantananku sudah masuk
separuh, ia terus saja bergoyang ke
bawah ke atas. Buah dadanya yang
montok bergoyang-goyang dengan
indahnya, kedua tangannya
memegang sisi ranjang. Wah... dikeroyok begini sih siapa yang
nggak mau, bisa main dua ronde nih.
Setelah beberapa menit, kami
berganti posisi. Viviana kusuruh
tidur dengan posisi tertelungkup.
Sementara Wiwin juga tidak ketinggalan. Lalu dengan penuh
nafsu aku membawa batanganku
dan mengarahkannya ke liang
senggama Viviana dari arah
belakang. "Bles... bles... bles...jeb!!"
Liang senggamanya berhasil ditembus oleh senjataku. Terdengar
suara lenguhan Viviana karena
merasa nikmat. "Uh.. uh.. uh.. uh..
Terus Dik.. Enak...ikmat..!" Tanganku
pun tidak kalah hebatnya. Kuraih
buah dadanya sambil kuremas- remas. Puting payudaranya
kupegang-pegang. "Gantian dong..."
tiba-tiba Wiwin minta jatah. Duh,
hampir kulupakan si doi. Aku cabut
batang kejantananku dari liang
senggama Viviana lalu kubawa ke ranjang sebelah di mana telah
menanti Wiwin yang sedang
mengelus-elus kemaluannya yang
indah. Tanpa menunggu lagi, aku
naik ke ranjang itu lalu kumasukkan
dengan dorongan yang amat keras ke liang senggamanya. "Jangan
keras-keras dong Dik..." erangnya
nikmat. "Habis mau keluar nih,
Mbak... Di dalam atau di luar..." aku
tiba-tiba merasakan bahwa ada
sesuatu yang nikmat akan lepas dari tubuhku. "Di mukaku aja Dik.."
jawabnya di tengah erangan
nafsunya. Lalu kutarik batang
kejantananku dari liang
senggamanya yang sedang merekah
dan membawanya ke kepalanya. Lalu aku menumpahkan cairan putih
kental itu ke wajahnya. "Crot..
crot...crott.. crot.. crot!" Kasihan juga
Mbak Wiwin, wajahnya berlepotan
spermaku. Ia tersenyum dan
berkata, "Terima kasih Dik... aku amat puas... demikian juga Mbak
Vivi..." Belakangan setelah aku
keluar dari rumah sakit, aku
mendengar bahwa Wiwin dan
Viviana memang bukan perawat
tetap di rumah sakit itu. Mereka hanya bekerja sambilan saja. Mereka
sebenarnya dua orang mahasiswi
kedokteran di sebuah universitas
swasta di Surabaya. Tiap kali mereka
bekerja di sana, selalu ada saja
pasien pria entah remaja atau orang dewasa yang berhasil mereka ajak
berhubungan seks minimal satu kali.
Nah lho..! Bagi pembaca wanita yang
ingin mencoba kenikmatan memadu
cinta dengan pengarang cerita di
atas, silakan hubungi penulis via e- mail secepatnya! Siapa cepat dia
dapat..! Ada souvenir menarik untuk
5 orang pertama yang menghubungi
saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar